Minggu, 13 September 2009

Orde Yang Suka Darah

Bahan renungan ini juga disajikan di website http://umarsaid.free.fr/

Data-Data Kasus Pelanggaran HAM
Semasa Orde Baru
(bahan renungan ke-4 untuk memperingati 44 tahun 30 September 1965)

Mohon sama-sama kita renungkan,apakah kiranya dalam sejarah bangsa
Indonesia sampai kini ada pemerintahan atau kekuasaan yang sudah begitu
banyak, begitu lama dan juga begitu luas melakukan berbagai macam
kejahatan kemanusiaan, perusakan moral, penyalahgunaan kekuasaan untuk KKN,
seperti yang dilakukan selama 32 tahun oleh rejim militer Orde Barunya
Suharto ? Tidak !
Mudah-mudahan, sepanjang perjalanan sejarah bangsa Indonesia di kemudian
hari pun tidak akan ada lagi pemerintahan yang begitu banyak dosanya
terhadap rakyat banyak. Pemerintahan rejim militer Suharto adalah masa
panjang kediktatoran militer yang gelap bagi kehidupan demokrasi dan
kehidupan normal bagi sebagian terbesar dari rakyat kita, yang tidak boleh
terulang lagi
Oleh karena itu, adalah kewajiban kita semua untuk selalu -- atau sesering
mungkin -- mengingatkan sebanyak mungkin orang kepada masa-masa yang telah
mendatangkan kesengsaraan dan kerusakan bagi rakyat dan negara kita ini.
Ulangtahun ke-44 peristiwa 30 September 1965 adalah kesempatan yang ideal
untuk bersama-sama mengingat kembali kejahatan pimpinan militer di bawah
Suharto yang mengkhianati pemimpin besar revolusi rakyat Indonesia, Bung
Karno, dan menghacurkan kekuatan kiri pendukungnya, termasuk golongan PKI.
Kebetulan sekali, Munas Golkar yang akan diadakan secara besar-besaran di
Riau di bulan Oktober juga bisa merupakan peristiwa penting untuk memblejedi
apakah itu sebenarnya Golkar, yang bersama-sama golongan militer di bawah
Suharto sudah membikin berbagai kejahatan dan pengrusakan yang
menyengsarakan begitu banyak orang dan selama puluhan tahun pula.
Dalam rangka ini jugalah maka dibawah berikut ini disajikan catatan pribadi
seorang (yang menamakan dirinya Ithum), yang secara pokok-pokok atau serba
singkat dan dengan baik sekali menyusun data-data tentang berbagai
kejahatan dan pelanggaran HAM di Indonesia selama pemerintahan Orde Baru.
Data-data tersebut bisa membantu kita semua untuk mengingat kembali berbagai
peristiwa-peristiwa tersebut, dan memudahkan kita untuk melengkapinya lebih
lanjut dengan bahan-bahan lainnya.
A. Umar Said
Paris, 11 September 2009
== == == ==

Data-Data Kasus Pelanggaran HAM Semasa Orde Baru
Oleh Ithum , 28 Februari 2008
Sebuah bahan refleksi bagi diriku pribadi, melihat perjalanan bangsa yang
penuh luka dan darah. Catatan berbagai pelanggaran HAM yang terjadi pada
tahun 1965 dan masa pemerintahan orde baru yang ada dalam catatanku. Masih
ada pelanggaran-pelanggaran HAM yang belum tercatat di sini, semoga cukup
waktu untuk melengkapinya.

1965

a.. Penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh Jendral Angkatan Darat.
b.. Penangkapan, penahanan dan pembantaian massa pendukung dan mereka yang
diduga sebagai pendukung Partai Komunis Indonesia . Aparat keamanan terlibat
aktif maupun pasif dalam kejadian ini.
1966

a.. Penahanan dan pembunuhan tanpa pengadilan terhadap PKI terus
berlangsung, banyak yang tidak terurus secara layak di penjara, termasuk
mengalami siksaan dan intimidasi di penjara.
b.. Dr Soumokil, mantan pemimpin Republik Maluku Selatan dieksekusi pada
bulan Desember.
c.. Sekolah- sekolah Cina di Indonesia ditutup pada bulan Desember.
1967

a.. Koran-koran berbahasa Cina ditutup oleh pemerintah.
b.. April, gereja- gereja diserang di Aceh, berbarengan dengan demonstrasi
anti Cina di Jakarta .
c.. Kerusuhan anti Kristen di Ujung Pandang.
1969

a.. Tempat Pemanfaatan Pulau Buru dibuka, ribuan tahanan yang tidak
diadili dikirim ke sana .
b.. Operasi Trisula dilancarkan di Blitar Selatan.
c.. Tidak menyeluruhnya proses referendum yang diadakan di Irian Barat,
sehingga hasil akhir jajak pendapat yang mengatakan ingin bergabung dengan
Indonesia belum mewakili suara seluruh rakyat Papua.
d.. Dikembangkannya peraturan- peraturan yang membatasi dan mengawasi
aktivitas politik, partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Di sisi
lain, Golkar disebut- sebut bukan termasuk partai politik.
1970

a.. Pelarangan demo mahasiswa.
b.. Peraturan bahwa Korpri harus loyal kepada Golkar.
c.. Sukarno meninggal dalam ‘tahanan’ Orde Baru.
d.. Larangan penyebaran ajaran Bung Karno.
1971

a.. Usaha peleburan partai- partai.
b.. Intimidasi calon pemilih di Pemilu ’71 serta kampanye berat sebelah
dari Golkar.
c.. Pembangunan Taman Mini yang disertai penggusuran tanah tanpa ganti
rugi yang layak.
d.. Pemerkosaan Sum Kuning, penjual jamu di Yogyakarta oleh pemuda- pemuda
yang di duga masih ada hubungan darah dengan Sultan Paku Alam, dimana yang
kemudian diadili adalah Sum Kuning sendiri. Akhirnya Sum Kuning dibebaskan.
1972

a.. Kasus sengketa tanah di Gunung Balak dan Lampung.
1973

a.. Kerusuhan anti Cina meletus di Bandung .
1974

a.. Penahanan sejumlah mahasiswa dan masyarakat akibat demo anti Jepang
yang meluas di Jakarta yang disertai oleh pembakaran- pembakaran pada
peristiwa Malari. Sebelas pendemo terbunuh.
b.. Pembredelan beberapa koran dan majalah, antara lain ‘Indonesia Raya’
pimpinan Muchtar Lubis.
1975

a.. Invansi tentara Indonesia ke Timor- Timur.
b.. Kasus Balibo, terbunuhnya lima wartawan asing secara misterius.
1977

a.. Tuduhan subversi terhadap Suwito.
b.. Kasus tanah Siria- ria.
c.. Kasus Wasdri, seorang pengangkat barang di pasar, membawakan barang
milik seorang hakim perempuan. Namun ia ditahan polisi karena meminta
tambahan atas bayaran yang kurang dari si hakim.
d.. Kasus subversi komando Jihad.
1978

a.. Pelarangan penggunaan karakter-karakter huruf Cina di setiap barang/
media cetak di Indonesia.
b.. Pembungkaman gerakan mahasiswa yang menuntut koreksi atas berjalannya
pemerintahan, beberapa mahasiswa ditahan, antara lain Heri Ahmadi.
c.. Pembredelan tujuh suratkabar, antara lain Kompas, yang memberitakan
peritiwa di atas.
1980

a.. Kerusuhan anti Cina di Solo selama tiga hari. Kekerasan menyebar ke
Semarang , Pekalongan dan Kudus.
b.. Penekanan terhadap para penandatangan Petisi 50. Bisnis dan kehidupan
mereka dipersulit, dilarang ke luar negeri.
1981

a.. Kasus Woyla, pembajakan pesawat garuda Indonesia oleh muslim radikal
di Bangkok. Tujuh orang terbunuh dalam peristiwa ini.
1982

a.. Kasus Tanah Rawa Bilal.
b.. Kasus Tanah Borobudur . Pengembangan obyek wisata Borobudur di Jawa
Tengah memerlukan pembebasan tanah di sekitarnya. Namun penduduk tidak
mendapat ganti rugi yang memadai.
c.. Majalah Tempo dibredel selama dua bulan karena memberitakan insiden
terbunuhnya tujuh orang pada peristiwa kampanye pemilu di Jakarta . Kampanye
massa Golkar diserang oleh massa PPP, dimana militer turun tangan sehingga
jatuh korban jiwa tadi.
1983

a.. Orang- orang sipil bertato yang diduga penjahat kambuhan ditemukan
tertembak secara misterius di muka umum.
b.. Pelanggaran gencatan senjata di Tim- tim oleh ABRI.
1984

a.. Berlanjutnya Pembunuhan Misterius di Indonesia.
b.. Peristiwa pembantaian di Tanjung Priuk terjadi.
c.. Tuduhan subversi terhadap Dharsono.
d.. Pengeboman beberapa gereja di Jawa Timur
1985

a.. Pengadilan terhadap aktivis-aktivis islam terjadi di berbagai tempat
di pulau Jawa.
1986

a.. Pembunuhan terhadap peragawati Dietje di Kalibata. Pembunuhan diduga
dilakukan oleh mereka yang memiliki akses senjata api dan berbau konspirasi
kalangan elit.
b.. Pengusiran, perampasan dan pemusnahan Becak dari Jakarta.
c.. Kasus subversi terhadap Sanusi.
d.. Ekskusi beberapa tahanan G30S/ PKI.
1989

a.. Kasus tanah Kedung Ombo.
b.. Kasus tanah Cimacan, pembuatan lapangan golf.
c.. Kasus tanah Kemayoran.
d.. Kasus tanah Lampung, 100 orang tewas oleh ABRI. Peritiwa ini dikenal
dengan dengan peristiwa Talang sari.
e.. Bentrokan antara aktivis islam dan aparat di Bima.
f.. Badan Sensor Nasional dibentuk terhadap publikasi dan penerbitan buku.
Anggotanya terdiri beberapa dari unsur intelijen dan ABRI.
1991

a.. Pembantaian di pemakaman Santa Cruz, Dili terjadi oleh ABRI terhadap
pemuda-pemuda Timor yang mengikuti prosesi pemakaman rekannya. 200 orang
meninggal.
1992

a.. Keluar Keppres tentang Monopoli perdagangan cengkeh oleh
perusahaan-nya Tommy Suharto.
b.. Penangkapan Xanana Gusmao.
1993

a.. Pembunuhan terhadap seorang aktifis buruh perempuan, Marsinah. Tanggal
8 Mei 1993
1994

a.. Tempo, Editor dan Detik dibredel, diduga sehubungan dengan
pemberita-an kapal perang bekas oleh Habibie.
1995

a.. Kasus Tanah Koja.
b.. Kerusuhan di Flores.
1996

a.. Kerusuhan anti Kristen diTasikmalaya. Peristiwa ini dikenal dengan
Kerusuhan Tasikmalaya. Peristiwa ini terjadi pada 26 Desember 19962. Kasus
tanah Balongan.
b.. Sengketa antara penduduk setempat dengan pabrik kertas Muara Enim
mengenai pencemaran lingkungan.
- Sengketa tanah Manis Mata.
c.. Kasus waduk Nipah di madura, dimana korban jatuh karena ditembak
aparat ketika mereka memprotes penggusuran tanah mereka.
d.. Kasus penahanan dengan tuduhan subversi terhadap Sri Bintang
Pamung-kas berkaitan dengan demo di Dresden terhadap pak Harto yang
berkun-jung di sana.
e.. Kerusuhan Situbondo, puluhan Gereja dibakar.
f.. Penyerangan dan pembunuhan terhadap pendukung PDI pro Megawati pada
tanggal 27 Juli.
g.. Kerusuhan Sambas–Sangualedo. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30
Desember 1996.
1997

a.. Kasus tanah Kemayoran.
b.. Kasus pembantaian mereka yang diduga pelaku Dukun Santet di Jawa
Timur.
1998

a.. Kerusuhan Mei di beberapa kota meletus, aparat keamanan bersikap pasif
dan membiarkan. Ribuan jiwa meninggal, puluhan perempuan diperkosa dan harta
benda hilang. Tanggal 13 – 15 Mei 1998.
b.. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa Trisakti di jakarta , dua hari
sebelum kerusuhan Mei.3. Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dalam
demonstrasi menentang Sidang Istimewa 1998. Peristiwa ini terjadi pada 13 –
14 November 1998 dan dikenal sebagai tragedi Semanggi I.
1999

a.. Pembantaian terhadap Tengku Bantaqiyah dan muridnya di Aceh. Peritiwa
ini terjadi 24 Juli 1999. Pembumi hangusan kota Dili, Timor Timur oleh
Militer indonesia dan Milisi pro integrasi. Peristiwa ini terjadi pada 24
Agustus 1999.
b.. Pembunuhan terhadap seorang mahasiswa dan beberapa warga sipil dalam
demonstrasi penolakan Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya
(RUU PKB). Peristiwa Ini terjadi pada 23 – 24 November 1999 dan dikenal
sebagai peristiwa Semanggi II.

Ditulis dalam indonesia, pojok santai | Tag: 1965, ham, indonesia

Diambil dari
http://ithum.wordpress.com/2008/02/28/data-data-kasus-pelanggaran-ham-semasa
-orde-baru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar