Minggu, 13 September 2009

Ada Maling Kepingin Jadi Pemimpin

Berita-berita tentang Tommy ini juga disajikan di website
http://umarsaid.free.fr/
Berbagai ocehan Tommy Soeharto

yang aneh-aneh

Sudilah kiranya para pembaca menyimak sebentar sejumlah berita-berita di
bawah ini mengenai Tommy Soeharto, yang dengan resmi telah mendeklarasikan
diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar baru-baru ini, dan
ucapan-ucapannya yang “menarik”, karena aneh-aneh serta bisa mencengangkan
bagi banyak orang,

Umpamanya, ia mengatakan bahwa “Belakangan ini, suara Golkar selalu menurun.
Jika saya menjadi ketua umum, semoga perolehan suara Golkar pada pemilu
(2014) minimal 60 persen, atau bahkan 74 persen seperti yang pernah diraih
pada masa Orde Baru”. (Komentar kecil : Apa tidak terlalu gede kepala yang
begini ini ? Banyak orang tahu bahwa Golkar pada masa-masa Orde Baru bisa
meraih suara sampai 60 persen, bahkan 74 persen (!) , karena rakyat digiring
dengan todongan pistol dan bedil, intimidasi lewat KORPRI atau lurah, camat,
bupati dan gubernur dan macam-macam praktek busuk lainnya. Di samping itu
dana gelap atau uang haram yang bisa digalang –juga dengan paksa -- untuk
memenangkan Golkar adalah luar biasa besarnya. Sekarang ini, golongan
militer sudah tidak bisa lagi main “backing” sepenuhnya seperti dulu.
Karena itu, dalam pemilu 2009 Golkar hanya peroleh 19 % suara)

Atau, jawabannya atas pertanyaan wartawan mengenai motivasinya mencalonkan
diri, Tommy mengaku prihatin dengan persoalan bangsa yang terus
menyengsarakan rakyat. "Tidak mungkin saya berdiam diri semata," ujarnya.
(Komentar kecil : sejak kapan Tommy Soeharto “prihatin dengan persoalan
bangsa yang terus menyengsarakan rakyat” ? Sejak mendekam di Nusakambangan ?
Persoalan bangsa yang terus menyengsarakan rakyat itu justru adalah diktatur
yang dikepalai oleh ayahnya, dengan bantuan penuh selama 32 tahun dari
Golkar. Bukanlah apa-apa lainnya. Sekarang, kalau Tommy berdiam diri saja,
malahan lebih baik untuk negara dan rakyat. Karena, jadi berkuranglah sampah
dan kotoran.)

Atau ucapannya yang lain lagi, yang menyatakan ““Golkar adalah partai yang
mementingkan kepentingan rakyat” Karena itu ia berjanji bahwa nantinya
Golkar lebih merakyat. (Komentar kecil : Omong kosong besar !!! Sudah 45
tahun lamanya (sejak 1964) justru Golkar sudah melupakan atau mengkhianati
kepentingan rakyat. Itu sebabnya kebanyakan pengurus utamanya gendut-gendut
kantongnya, atau banyak simpanan di bank-bank mereka, atau punya dua tiga
mobil, atau rumah mereka serba mewah-mewah).

Tommy juga mengklaim menjadi korban berbagai kasus hukum yang melilitnya,
termasuk kasus pembunuhan hakim agung Syaifudin Kartasasmita. Ia menyatakan
bahwa semua orang tahu kalau itu sandiwara. (Komentar kecil : Tommy rupanya
berusaha “membersihkan diri” dari kasus hukum yang melilit-lilit sekitar
persoalan Cengkeh, mobil Timor, Humpuss, dan seabreg-abreg kasus kotor
lainnya. Namun, kasusnya yang berkaitan dengan pembunuhan hakim agung
Syafiudin Kartasasmita,adalah sudah begitu jelas bukti-bukti dan
kesaksian-kesaksiannya, sehingga sulit dikatakan sebagai sandiwara saja.
Tommy sama sekali bukanlah korban kasus hukum, melainkan justru perusak
hukum atau penyalahgunaan hukum, yang besar dan lihay pula).

A. Umar Said

Paris, 12 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar